Pertengkaran Organ
Date writing : August 2016
Font Title : Vijaya ’48 Bold
Opening & closing : Vijaya ’14 Bold
Font story : Gabriola ‘16
Spacing : 1,15
Font Title : Vijaya ’48 Bold
Opening & closing : Vijaya ’14 Bold
Font story : Gabriola ‘16
Spacing : 1,15
Lidah memang sangat
lincah..
Terus berputar, mencari celah..
Saat mulut mengeluarkan
kata-kata sumpah,
Saat itulah ...
Perkataan hanya tertuju
telinga sendiri ...
Sejenak terlontar, lalu
kembali terdengar ...
Seperti bumerang yang
dilempar,
Lalu si pelempar terkapar,,
Uhh!
Hidup memang tak selalu
seperti yang kita inginkan, BondanPrakoso say’s. Yupp, cause it’s not about
lucky! Apa yang otak rencanakan tak selalu tepat terjadi, setelah mulut bicara
atau perkataan yang tertahan dihati. Seperti granat yang meledak sendiri! Lalu
bagaimana seharusnya hidup dilewati? Labirin dalam otak terus mencari jalan
keluar, dan hati terasa dalam keadaan yang terus berputar.
“Say
to God!”
Yang
katanya, Dia mengerti semua tentang kita. Menakdirkan sebuah kenyataan akan
menjadi apa. Takdir itukah jawabanNya?! Lalu mengapa selalu berbeda dari ‘saat
dulu’ dan ‘saat ini’? membuatku tak mengerti seharusnya diri harus kekanan atau
kekiri.
Plan A to B, and the reality is C or D!
Matematika macam apa hidup ini? Tak
bisakah logika menjadi poin terpenting dalam langkah menuju kenyataan? Akankah
otak hanya berisi labirin yang tak dapat dipecahkan oleh hati? Dan hati tak
dapat merasakan yang seharusnya terasa.
Saat
itulah!
Hilangnya
asa menarikku pada jalan keberantakan
Melewati
beribu pikiran-pikiran negatif
Dari
sejuta pikiran yang tak terpilih selektif
Nafsu
angkara, terus membara..
Menutup
mata, semakin buta..
Otak
lelah.. Hati resah..
Dimanakah
jiwaku?