Mengertilah
Now I Know !
29 Juni 2015,
16:59
Kenapa
sampai detik ini, kesadaran hanya datang menuju pikiran ?
Kenapa
ia tak mampu menggerakkan syaraf dari otak untuk menyalurkannya menjadi
perbuatan ?
Karna
berkali-kali otak di gertak !
Karna
ia diduga hanya mampu memikirkan, tanpa memerintah tubuh untuk bergerak !
Mungkin bila digambarkan. Otak ini
seperti labirin yang penuh dengan liku-liku. Kesadaran yang datang hanya mampu
dikelola sesaat. Dan dalam waktu sekejap, pikiran itu akan mencari jalan keluarnya
sendiri. Karna merasa tak dihiraukan. Entah kenapa kesadaran itu selalu tak
betah berlama-lama menjelajahi otak yang keras ini. Mulanya ia merasuk melalui
hayalan yang sedikit indah. Dan membuai, mengelilingi seluruh otak bagian kiri.
Menebarkan buih-buih kedamaian yang telah dirasakan dalam hati. Hingga diri
merasa terenyuh untuk menyudahi semua kedustaan. Bahkan sampai begitu, kesadaran
menawarkan perubahan.
Tapi apa daya. Penawaran yang begitu
mulia itu tersingkirkan dengan berbagai alasan. Mungkin karna nafsu, kemalasan,
minder, atau tak ada kemauan untuk melakukan. Pada dasarnya semua rasa itu tak
mempunyai sangga yang kuat. Karna dari awal, tetap saja rasa-rasa itu muncul
dengan label ‘alasan’. Cuihh. Apa memang diri ini sudah sangat hina? Hingga ia selalu
terkalahkan hanya dengan sifat yang pasti ada dalam diri manusia ciptaanNya.
Saat keadaan sudah begitu
memprihatinkan. Hanya hati yang mengeluh penuh gemuruh. Mungkin bila
diibaratkan sebuah keluarga yang hanya mempunyai anak lelaki. Hanyalah seorang
ibu yang mengerti keadaan ini. Begitulah arti sebuah hati. Ia yang selalu
memahami dengan penuh arti. Menjawab semua pertanyaan yang sulit dimengerti. Hingga
semua luka kesalahan dapat terobati.
Kini semua masalah telah berlalu,
tanpa otak mengakhirinya menjadi sebuah bingkisan masa lalu. Mungkin pemimpin
tubuh itu sudah tak punya solusi untuk menemukan jalan terbaik. Begitulah
labirin. Dan dengan penuh pasrah ia menyerahkan masalah-masalah itu pada hati.
Karna kata hati adalah solusi yang sangat tepat. Meski itu adalah jalan yang
sulit dimengerti. Transplantasi masalahpun dilakukan. Hati diberi isyarat untuk
menyambut beberapa pikiran yang belum terselesaikan. Meski sebenarnya ia sudah
menduga, bila otak tak mampu bertindak.
Loading berjalan. Otak tak sabar.
Hati tetap menunggu. Dan saat node-node tubuh mulai bergetar, masalahpun
selesai dipindahkan. Kini hati yang menguasai. Mencoba merasakan apa yang otak
pikirkan. Memang dalam hal ini cara mereka berbeda. Karna otak selalu berpikir,
sedangkan hati lebih merasakan.
Masalah demi masalah dirasakan.
Dirangkum menjadi masalah yang hanya membutuhkan satu penyelesaian. Otak mulai
retak menunggu jawaban. Semua organ tubuh menunggu apa yang harus dilakukan.
Dan dengan penuh kepercayaan diri, hati memerintahkan semua yang mengikutinya
untuk tertegun. Ikut merasakan apa yang ia maksudkan. Dan saat suasana sendu
mulai terciptakan. Hati hanya memberi satu kata jawaban : “Tuhan”
20:59